Pentingnya Proofreading dalam Proses Penerjemahan

Keberadaan proofreading sering kali diabaikan oleh individu yang mencari layanan penerjemahan. Padahal, tanpa peran proofreader, keakuratan terjemahan masih dipertanyakan. Proofreading adalah kegiatan membaca ulang teks untuk mengoreksi kesalahan sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Kesalahan yang biasanya diperbaiki meliputi tanda baca, ejaan, tata bahasa, ketidaksesuaian makna, konsistensi istilah, dan pemenggalan kata. Meskipun penerjemah sudah berpengalaman dan berkualitas, kesalahan tetap mungkin terjadi, sehingga proofreading menjadi krusial untuk menyoroti kesalahan mendasar.

Di era globalisasi, kebutuhan akan jasa penerjemah semakin meningkat. Namun, masih banyak pebisnis yang belum memahami cara menemukan penerjemah berkualitas. Di Indonesia, banyak bisnis dan individu yang memerlukan layanan penerjemahan untuk keperluan perjalanan ke luar negeri, baik untuk pekerjaan maupun liburan. Pebisnis juga sering melakukan pemasaran produk hingga ke luar negeri. Kegiatan ini menuntut pemahaman akan bahasa asing guna memastikan akurasi dokumen yang diterjemahkan.

Jasa penerjemah yang menawarkan harga terjangkau dan mampu menerjemahkan dengan cepat tentu menarik bagi klien. Namun, kepuasan klien tidak hanya bergantung pada harga, melainkan juga pada hasil akhir yang sesuai harapan. Sering kali, pebisnis tergoda oleh tawaran harga murah namun kualitas terjemahan kurang memadai. Oleh karena itu, penting bagi pengguna jasa penerjemah untuk menanyakan proses kerja yang dilakukan.

Setiap penyedia jasa penerjemah memiliki standar pengerjaan yang berbeda-beda, sesuai pedoman yang disepakati oleh para ahli. Salah satu standar internasional yang dapat menjadi acuan kualitas perusahaan penerjemahan adalah ISO 17100. Standar ini menetapkan beberapa tahap penting dalam proses pengerjaan proyek, yaitu:

  1. Penerjemahan: Penerjemah harus memahami teks sumber dengan baik dan mentransfer makna serta pesan ke dalam bahasa target dengan mempertimbangkan konteks dan terminologi yang tepat.
  2. Pemeriksaan: Proses ini bertujuan memastikan terjemahan bebas dari kesalahan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca untuk memenuhi standar kualitas tinggi.
  3. Revisi: Penerjemah memeriksa kembali teks sumber untuk memastikan pemahaman yang akurat dan mengevaluasi apakah ada elemen yang terlewat.
  4. Ulasan: Peninjau mengevaluasi keseluruhan proyek dan memberikan umpan balik serta saran berdasarkan pemahaman isi dan gagasan utama.
  5. Pengoreksian: Proses ini melibatkan pemeriksaan untuk kesalahan kecil, bertujuan memastikan teks bebas dari kesalahan yang dapat mengganggu pemahaman.
  6. Verifikasi dan Rilis Akhir: Pada tahap ini, produk siap diluncurkan setelah memastikan semua persyaratan dan spesifikasi terpenuhi.

Tugas proofreader tidak hanya sebatas mengoreksi kesalahan, tetapi juga memperkuat citra merek dalam konteks bisnis. Teks pemasaran dan konten online harus terlihat profesional dan menarik. Dalam pemasaran internasional, penggunaan bahasa yang tepat sangat penting agar informasi tersampaikan dengan baik tanpa merusak citra bisnis.

Apakah proofreading berpengaruh terhadap kualitas jasa penerjemahan? Jawabannya adalah ya. Keberadaan proofreading tidak boleh diabaikan, baik dalam bentuk teks cetak maupun online. Kesalahan dalam informasi dapat menyebabkan pemahaman yang salah dan merusak reputasi bisnis. Mungkin di masa depan proofreading akan menggunakan perangkat online lainnya, tetapi saat ini, keahlian manusia dalam berbahasa tetap menjadi yang terbaik dalam memastikan kualitas terjemahan.